Kamis, 27 Agustus 2015

Last kiss

Diposting oleh Unknown di 23.24 0 komentar
Cuaca malam ini entah mengapa semakin dingin. Salju yang perlahan-lahan jatuh semakin lama semakin banyak dan memaksakanku untuk lebih mengeratkan jaket tebal yang ku gunakan . Langkah kakiku pun mulai ku percepat agar aku bisa sampai dengan cepat di rumah. Malam makin larut dan aku masih terus berjalan di pinggiran kota new york yang tak pernah sepi . Kota yang besar dengan penduduk yang tidak pernah mengenal waktu untuk istirahat . 

Aku membelok ke arah gang kecil dekat caffe yang masih buka bahkan terlihat sangat ramai sekali , padahal waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam . Gang sempit itu kini menuju sebuah taman yang sepi . Mungkin tempat ini yang paling sepi dari setiap tempat di kota ini . 

Bangku taman yang kini mulai diselimuti salju yang sangat lebat itu dulu memiliki banyak kisah . Terlebih lagi bangku itulah yang menjadi saksi bisu perpisahan tragis kita . Perpisahan di bulan desember . Perpisahan yang sama sekali tak pernah ku harapkan tapi mugkin sudah sangat kau inginkan sejak lama . 

Aku diam di depan bangku taman yang sudah  sepenuhnya tertutup salju dengan tebal. Tanpa terasa air mata sialan ini kembali keluar , setelah dua tahun aku berusaha melupaknnya . Setelah kenangan pahit itu perlahan-lahan ingin ku buang . Tapi di bulan yang sama saat kisah itu terjadi . Kini aku melakukannya lagi . Mengembalikan kisah pahit yang kau ukir . 

Perbedaan pendapat antara kau dan aku . Perbedaan ke yakinan antara kita . Dan beberapa perdebatan lain yang selama ini menjadi pemicu pertengkaran kita . Dan dengan sikapmu yang selalu mengalah , dan selalu mengerti dengan kelakuanku yang sering kali membuatmu harus menahan sakit hati. Menahan agar aku tidak marah dan terluka . Semua ini salahku. Karena sikapku yang tak pernah mengerti akan kemauanmu , sikapku yang terlalu menyakitimu . Dan pada akhirnya kau berada di titik jenuhmu dan memutuskan untuk meninggalkanku . Meninggalkan aku ketika rasa sayangku padamu mulai membesar dan tidak ingin lepas darimu . 

Tapi kini terlambat. Kau pergi. Dengan ciuman terakhir di bulan desember di bawah salju yang dingin dan diantara derasnya airmataku yang jatuh . Aku dengan erat menggenggam tanganmu tapi katamu aku terlambat . Dengan hati yang hancur aku harus melihatmu melepaskan genggamanku . Dan perlahan lahan kau pergi meninggalkan luka yang dalam bagiku. Pria yang ku abaikan kasih sayangnya kini telah pergi untuk selama-lamanya . Mencari pengganti ku . Wanita yang lebih mengerti kamu dan mau menghargai semua pengorbananmu . Wanita yang selalu membahagiakan dirimu tidak seperti ku yang hanya bisa membuatmu terluka . 

Ku tatap punggung tegapmu perlahan-lahan mulai hilang di kegelapan bulan desember yang dingin. Priaku kini telah pergi . Meninggalkan sebuah ciuman mesra untuk terakhir kalinya . 

Sabtu, 22 Agustus 2015

Hai , pria pencemburu-ku .

Diposting oleh Unknown di 09.45 0 komentar
Entah berapa kali kita seperti ini . Entah berapa kali pertengkaran yang selalu saja ada . Entah apa dan bagaimana awalnya hingga itu terjadi dan terus berulang.  hingga rasa lelah untuk ku menghadapi semuanya . Karena kamu yang membuatku bertahan , kasihmu yang mengajarkan aku bagaimana akhirnya aku bisa menyayangimu dengan tulus . 

Entah harus apa dan bagaimana lagi , harus ku buktikan padamu bahwa aku hanya menyayangimu . Harus apa dan bagaimana lagi , harus ku tunjukan padamu agar kau mau percaya padaku , rasaku ini hanya untukmu . Pria pencemburu . 

Pria yang masuk dalam hidupku saat aku ada di batas mengiklaskan masalaluku yang dulu pernah menyayangi orang lain . Pria yang selalu sabar menungguku untuk benar-benar melihatnya . Hanya melihatnya . Pria yang selalu membuatku menitikan air mataku karena pertengkaran . Pria yang selalu membuatku menitikan air mataku karena selalu menganggap diriku wanita jahat yang menghancurkan hati pria yang baik sepertimu .. 

Hai pria pencemburu , apakah kau masih tak bisa percaya bahwa hanya dirimu sekarang yang ada di relung jiwaku? Apakah kau masih tak bisa percaya bahwa hanya dirimu yang sekarang ingin ku pertahankan? Apakah kau masih tak percaya tiap ribu bulir air mataku jatuh hanya untuk mu ? Pria yang selalu membuatku kawathir . Pria yang selalu membuatku harus benar-benar menjaga sikapku kepada pria lain walaupun itu sahabatku atau bahkan sahabatmu sendiri sayang. 

Hai pria pencemburu , apakah kau masih tidak yakin dengan ku? Apakah kau masih meragukan ku? Apakah kau masih tidak mampu percaya padaku ? Sehingga kau melarangku untuk hanya sekedar bersosialisasi kepada pria lain selain kamu ? 

Sayang . Jangan pernah meragukan aku . Karena keraguanmu itu aku hanya takut rasa cepat bosanku akan datang dan itu akan membuat hubungan kita akan bertahan di akhir yang selama ini kita sama-sama takutkan . 
Sayang . Yang perlu kau tau , walaupun ribuan pria yang ku kenal mendekati ku . Aku berjanji takan ada yang bisa menggantikanmu . Asalkan kau mau berusaha untuk percaya padaku . Asalkan kau mau memberikanku sedikit kepercayaanmu itu . Pria pencemburuku . 

Aku tau mungkin saat kau membaca tulisanku , kau sedikit marah atau bahkan sedih karena telah menyinggung mu dengan sebutan pria pencemburu . Tapi hanya dengan tulisan ini aku harap kau bisa mengerti dan sadar akan ketakutan mu yang menganggapku sebagai wanita yang mudah bosan dan wanita jahat yang suatu hari nanti akan pergi meninggalkan mu sayang . 

Sayang . Jika saja kau sadar . Betapa seriusnya aku menyayangimu walau tak pernah sanggup untuk ku ucapkan . 
Sayang . Jika saja kau lebih peka dengan apa yang ku berikan padamu pengganti kata sayangku yang sulit untuk ku ucapkan karena masih terlalu tabu bagiku wanita yang sudah lama tak pernah mengatakan itu langsung .
Sayang . Jika seandainya kau bisa melihat keseriusanku . Apakah kau masih ragu denganku ? 

Aku tak ingin menuliskan bagaimana dan apa yang telah ku lakukan untuk membuatmu sadar tentang perasaanku padamu . Biarkan hanya tuhan dan aku saja yang akan menjadi saksi bagaimana dan apa yang ku lakukan selama ini . Dan seandainya kau telah menyadarinya . Maukah kau mencoba untuk mempercayaiku , wahai pria pencemburu (?) 



Untukmu;
Priaku

Selasa, 18 Agustus 2015

Yang kau abaikan

Diposting oleh Unknown di 14.56 0 komentar
Kalau kamu tau , apa yang harus kamu lakuin . Kenapa mesti nanya pendapatku? Kalau kamu yakin sama apa yang terbaik buat kamu , kenapa mesti kamu harus meminta pendapatku? Pendapatku bahkan tak pernah kau pedulikan . Kau selalu saja mengabaikannya . Padahal kau selalu menanyakan hal yang akan kau abaikan lagi . 

Kamu selalu membuat janji yang pada akhirnya kamu ingkari . Kamu selalu membuat sesuatu ucapan yang membuatku kadang tak tau mesti percaya atau tidak . Kamu selalu membuatku berpikir apakah km jujur atau tidak . Aku tak ingin banyak bertanya soal apakah itu jujur atau hanya bualan semata . Aku hanya tak ingin kau pergi . 

Tapi aku lelah .. Kamu selalu bertanya apakah kamu boleh melakukan ini , atau melakukan itu . Saat aku mengatakan tidak (?) apakah kau akan menurutinya(?) apakah kamu pernah menepati janji yang kau buat lebih dari sehari (?) 

Apakah aku boleh memintamu untuk berhenti melakukan itu saat di depanku(?) apakah aku boleh melarangmu melakukan sesuatu yang kau sukai tapi sangat berbahaya untukmu(?) aku takut .. Aku seperti tak memiliki hak untuk meminta kamu berhenti melakukan hal yang kau sukai walaupun itu membahayakanmu . Aku tak memiliki hak untuk melakukan itu . Aku memang tak berhak untuk mengaturmu , walaupun aku hanya ingin membuatmu lebih baik . Tapi sayang .. Aku tak bisa . Bukan karna aku tak ingin tapi kamu yang tak mau mendengarkan apa kataku . Kamu yang tak mau peduli dengan apa yang aku ucapkan . Kamu yang mengabaikan laranganku . Berunglang kali kau mengucapkan janji untuk tak melakukan itu tetap saja . Keesokannya kau mengulanginya lagi . Dan ini terus berlanjut , entah sampai kapan dan siapa yang akan berhasil membuatmu untuk berhenti bersikap seperti ini ... 

Pernah kah kau berpikir mengapa aku begitu cerewet dengan melarangmu ini dan itu (?) pernahkah kau berpikir kecerewetan ku ini karena aku kawatir dengan hal yang kau kakukan itu (?) apa aku salah (?) apa aku berlebihan (?) 

Jumat, 14 Agustus 2015

"Surat Cinta" repost line

Diposting oleh Unknown di 19.14 1 komentar
Suami saya adalah seorang yang sederhana, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di perasaan saya, ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.
Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.
Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.
Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.
Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.
“Mengapa?”, tanya suami saya dengan terkejut.
“Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan,” jawab saya.
Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?
Dan akhirnya suami saya bertanya, “Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiran kamu?”
Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, “Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam perasaan saya, saya akan merubah pikiran saya:
“Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yg ada di tebing gunung. Kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk saya?”
Dia termenung dan akhirnya berkata, “Saya akan memberikan jawabannya besok.”
Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya.
Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ……
“Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya.”
Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.
“Kamu selalu pegal-pegal pada waktu ‘teman baik kamu’ datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal.”
“Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi ‘aneh’. Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur kamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami.”
“Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlalu dekat membaca buku, dan itu tidak baik untuk kesehatan mata kamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu.”
“Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbing kamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajah kamu.”
“Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indah yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air mata kamu mengalir.
“Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu. Untuk itu Sayang, jika semua yang telah diberikan tangan saya, kaki saya, mata saya tidak cukup buat kamu, saya tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu.”
Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya.
“Dan sekarang, Sayang, kamu telah selesai membaca jawaban saya.
Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu.”
“Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini, Sayang, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu. Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia.”
Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya.
Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya.
Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita, karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.
Karena cinta tidak selalu harus berwujud “bunga”.

Priaku

Diposting oleh Unknown di 06.28 0 komentar
Suaranya masih terdengar gagah di telingaku , walau kini suaranya tak segagah dahulu , lengannya yang kini tak sekokoh dahulu masih tetap hangat merangkulku . Pria yang selalu menemani masa kecilku , pria yang rela mengeluarkan waktunya hanya untuk membuat hariku berwarna . 

Sudah hampir tujuh belas tahun , priaku menemaniku . Walau tubuhnya sudah hampir rapuh dimakan usia , tapi jiwanya tetap muda seperti aku pertama kali memanggilnya "kakek" . 

Kakek , aku tau . Banyak waktu yang berharga saat dulu kau menggendongku di belakang pundakmu , pundak yang dengan kokoh membopong tubuh mungil cucu perempuanmu ini . 
Kakek , aku tau . Banyak hal yang tak bisa ku jelaskan dengan kata-kata . 
Kakek , tawamu yang mulai rapuh saat kau menceritakan beberapa hal konyol yang ku lakukan dahulu . 

Lihatlah kakek , cucu perempuanmu kini sudah tumbuh menjadi gadis remaja . Lihatlah kakek , gadis kecil yang selalu kau gendong kesana kemari kini telah bangkit menjadi gadis yang sedang mengalami masa pubbernya . 

Aku mengingat jelas , bagaimana dulu kau menenangkanku ketika tangisku membuatmu sedih , saat tangisku membuatmu gelisah . Saat tangisku tak urung berhenti , kau tak pernah putus asa untuk membuat air mataku berhenti keluar . Sogokan es cream yang kau berikan untuk menenangkanku selalu berhasil membuat reda tangisku . 

Kakek , senyum mu yang tanpa beban saat cucu kecilmu membuatmu harus bersusah payah mengorbankan tenagamu hanya untuk membuat ku tersemyum . 

Kakek , kenangan yang kau berikan akan selalu ku kenang . Doamu yang selalu kau berikan untukku akan ku ingat selalu . Akan ku buktikan padamu , suatu saat nanti gadis mungil yang selalu kau banggakan ini akan menjadi gadis yang benar-benar bisa membanggakan mu . Gadis ini akan memberikan apapun agar senyum yang selalu kau berikan padaku tak pudar . 

Kakek , kasih tulus yang kau berikan padaku tanpa pamrih itu akan selalu menjadi kekuatanku untuk menghadapi dunia yang keras ini . Berkat tanganmu yang selalu membelai sayang di kepalaku kini aku akan membalasnya dengan sebuah kesuksesan ku kelak ... 




Untukmu priaku :') 

Senin, 03 Agustus 2015

Untuk mu

Diposting oleh Unknown di 04.58 0 komentar
Awal yang manis untuk memperkenalkan dirimu . Kau datang dengan cara yang manis . Masuk perlahan-lahan seolah-olah meyakinkan ku tentang dirimu yang berbeda dengan yang lain . Kau datang tanpa perkenalan terlebih dahulu lalu dengan cepatnya bisa membuatku menyayangimu . 

Kau bilang , takan pernah meninggalkanku . Kau bilang , kau menyayangiku . Kau bilang , kau mau berubah demi aku . Dan kau bilang , aku membuat hidup mu berwarna . Tapi entah mengapa belakangan ini kau hilang tanpa kabar , kau seolah-olah lenyap bak di telan bumi . Kau seolah-olah datang saat aku yakin jika kau memang hanya mempermainkanku . 

Berhentilah bersikap mengalah jika kita sedang memulai pertengkaran, karna itu tidak membuat semuanya baik-baik saja . Itu malah membuat ku semakin bingung tentang hubungan kita . Aku benci harus terus menahan egoku untuk menyayangimu . Aku benci harus menerka-nerka kata-kata yang kau ucapkan padaku itu jujur atau hanya sebatas ucapan manis saja . Aku tak ingin jika suatu hari nanti ketika aku benar-benar menyayangimu , kau pergi . Seperti yang telah kurasa empat tahun lalu . 

aku benci harus , pura-pura tegar jika aku tak takut kehilangan mu . Aku benci harus tertawa pada semua orang jika aku merelakanmu pergi . Aku benci berbohong pada perasaanku sendiri . Aku benci berbohong jika aku benar-benar menyayangimu ..
 

elmi Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea