Rabu, 13 April 2016

13-april-2016 Saat ku Membutuhkan mu

Diposting oleh Unknown di 07.43 0 komentar
Entah apa yang terjadi , semua berjalan begitu menyakitkan . Entah ini kenyataan atau hanya aku yang disini mendramakan sesuatu . Dan lebih bodohnya lagi , mengapa baru saat ini aku sadari . 

Kemana kamu , disaat ku membutuhkan mu? 

Pertanyaan itu muncul seketika saat ku sadari , ketika semua orang menjatuhkan ku , ketika semua orang datang hanya untuk menghina ku , dimana kamu? 

Kemana kamu , disaat ku membutuhkan mu ?

Saat tanpa sadar , ketika semua orang lain berusaha menjatuhkan ku , ketika semua orang tiba-tiba menusuk ku dengan begitu tajamnya . Dimana kamu? 

Kemana kamu , disaat aku membutuhkan mu? 

Saat tanpa sadar , ketika semua orang berhasil membuatku goyah , ketika aku butuh seseorang yang membuatku tetap kuat . Dimana kamu? 

Sayang? Sebegitukah pentingnya mereka bagimu? Sampai-sampai kau lupa . Ada seseorang yang dulu rela membuang-buang waktunya hanya untuk memeluk mu saat kedua orangtuamu mengabaikan mu. Ada seseorang yang dulu rela dengan sabar merawat mu saat kau jatuh sakit , saat semua sahabatmu tak peduli . Ada seseorang yang rela berbohong demi menjaga mu saat kau terbaring lemah di rumah sakit . Lalu kau usir dia karna kamu telah bersama teman-teman mu .  

Sayang? Apakah kau ingat? Dulu ketika ku tau semua nya tentang keluargamu . Ketika kau menangis di pundakku saat kau bertengkar dengan papa mu ? Saat kau menangis di pelukanku waktu kau di usir dari rumah ? Kau mengingatnya ? Jika tidak , itu tak masalah bagiku sayang . Bahuku selalu ada saat kau membutuhkannya . Peluk ku selalu ada saat kau tak mampu untuk menahan semuanya . 

Sayang? Masihkah aku bole menyebutmu dengan panggilan itu? Kurasa aku tak berhak untuk sebutan itu . Karna aku hanya wanita yang hanya bisa mematahkan hatimu , yang sellau sabar memperjuangkan ku saat aku selalu meminta putus dari mu . 

Kau tau? Mengapa aku menulis ini ? Tidak kurasa . Kau hanya tau sikapku yang kekanak-kanakan , yang melebih-lebihkan masalah . Hari aku menangis . Menangis untuk kesekian kali , karna sikap mu dan karna pertengkaranku dengan orangtua ku . Kau tau? Mungkin saat ini aku sedang membutuhkan bahu untuk tempatku bersandar . atau bahkan aku membutuhkan pelukan untuk menenangkan ku dari tangisan sialan ini . 

Tenang saja , jika kau membaca ini dan mungkin kau akan memikirkan aku sedang di pundak atau bahkan di pelukan pria lain . Tidak sayang . Mungkin kau selalu menganggap aku sebagai wanita yang rendah karna kau dengar dari sahabat-sahabat mu itu . Aku sedang tidak ada di pundak atau bahkan pelukan pria lain saat menuliskan ini . Aku berada di kamarku yang begitu kecil , tapi nyaman untuk ku . Kamar yang bertahun-tahun menjadi saksi bisu bagaimana dan apa yang terjadi padaku . 

Tenang saja , setelah aku menuliskan ini . Perasaanku begitu membaik , jauh lebih baik . Bahkan akan jauh lebih baik jika kau ada disini menemaniku bercerita semua masalahku . Walaupun hanya sebuah pembicaaraan singkat via telefon atau pesan singkat . Setidaknya kau ada disisiku , membantuku memberi semangat . 

Dengan di temani , alunan musik merdu dari taylor swift ( sad beautiful tragic ) yang membantuku berfikir lancar selancar aku menulis semuanya saat ini . 

Aku pernah berkata pada diriku sendiri , bahwa jika aku memiliki pacar , aku takan mengganggunya jika dia dan teman-temannya sedang bermain atau bahkan sedang melayat sekaligus . Aku tau posisimu saat ini, kau sedang menemani sahabatmu yang baru saja kehilangan ibunya . Sedangkan aku? Tenang aku hanya beradu argument dengan orangtua . Tak penting. Tak sepenting urusanmu itu sayang . Aku sudah terbiasa dalam keadaan seperti ini . Tak perlu kau kawatirkan aku . 

Aku sudah baikan sayang, setelah menulis ini . Dan aku kini berpikir tentangmu . Berpikir tentang "aku selalu ada saat kamu membutuhkan ku" aku bahagia , menjadi saksi dimana hanya aku saja yg tau jika kamu sedang susah . Karna bagiku tawa mu tak perlu kau bagi untuk ku . Cukup kau berikan pada sahabat mu itu . Aku sudah senang jika kau mau membagi semua kesedihan mu itu padaku . Aku sangat senang jika kau mau menangis lagi di pundakku . Masih banyak kekuatanku untuk menahan wajah mu yang penuh air mata itu .

Untuk saat ini, panggil saja aku saat kau merasa sedih , atau saat teman-temanmu itu sedang sibuk dengan urusan mereka :')


Tgl 13-04-2016
Saat ku membutuhkan mu . 

Sabtu, 19 Desember 2015

Alasan mengapa aku melepaskan mu ...

Diposting oleh Unknown di 22.57 0 komentar
Maaf sebelumnya untuk pria yang kini sedang terluka hatinya oleh ku . 
Maaf juga untuk kepercayaan yang ku hancurkan sebelumnya . 

Aku meminta untuk mengiklaskan mu karena , untuk apa menahanmu lebih lama dan lebih membuat mu terluka? Aku hanya butuh kamu lebih mengerti aku karna tidak seorangpun yang pernah mengerti aku . Ini bukan soal uang dan kado mahal seperti yang kau pikirkan . 

Pikiran kita saja sudah berbeda , sifat kita yang sama-sama keras , dan terlebih lagi , keyakinan kita berbeda . apa yang kita bisa lakukan? Kau sibuk dengan pikiranmu yang tak bisa ku mengerti dan aku? Berusaha menerka-nerkanya dengan bodohnya . 

Aku tak menyesal menghabis waktu lima bulan lebih bersama mu . Aku tak menyesal berbohong hanya demi menemaninu datang ke rumah tuhan mu . Apakah kau tau bagaimana rasa sakitnya saat aku berbohong kepada orangtuaku setiap minggu? Masihkah kau pikir hatiku untuk pria lain? 

Aku benci saat kau tuduh aku sedang memikirkan orang lain . Padahal oranv yang aku pikirkan sedang menuduhku dengan pria lain . Lucu bukan? 

Disini puncaknya . Saat kau lebih mementingkan kesibukanmu disaat aku berharap di hari spesialku kau bisa menemaniku . Setidaknya temani aku walaupun hanya sekedar berkomunikasi . Bukan sibuk dengan duniamu . Maaf jika aku mengganggu duniamu . Karna yang ku tau aku bukan dunia mu . Bukan orang yang penting untuk mu . 

Kau selalu mengira aku butuh untuk dimanjakan dengan uang . Tapi asalkan kamu tau , aku lebih ingin waktu dan hatimu tercurah seutuhnya untuk ku bukan hanya uangmu . 

Bisakah kau bilang kamu berbeda? Aku lebih suka kamu di awal perkenalan kita , walopun sering berbohong padaku demi asik bermain dengan duniamu . 

Maaf jika aku banyak meminta . Tp cukup km tau aja , aku lebih baik menghabiskan waktu ku denganmu ketimbang dengan orang lain . Tapi kamu tak pernah tau tentang hal itu . 

semoga dengan ini kamu bisa mendapat seseorang yang lebih baik ketimbang wanita brengsek seperti aku . 



Untukmu ;
Clint 💋

Rabu, 11 November 2015

Perlahan

Diposting oleh Unknown di 06.33 0 komentar
Berjalan empat bulan .  aku pikir takan bisa selama ini . Pria yang dulu ku kenal lewat adik ku , pria yang di awal perkenalnya selalu menyanyikan lagu dengan petikan gitar , pria yang di awal perkenalannya selalu sempat untuk menelfonku di malam hari . Kini pria itu yang menemaniku selama empat bukan terakhir . Pria posesive ku kini perlahan-lahan menjadi pria yang banyak diam , pria pencemburu ku kini perlahan menjadi pria yang tak banyak lagi berbicara . Pria menyebalkan ku kini perlahan menjadi pria yang sangat menyenangkan . 

Tapi entah mengapa aku seperti asing dengan priaku . Aku seperti tak mengenalnya . Aku tau perubahannya yang sekarang itu karna dia takut kehilanganku , takut untuk membuatku marah tapi dengan dia berubah seperti ini aku semakin tak mengenalnya , seakan-akan pria ku yang di awal perkenalan nya begitu amat membuat ku sebal sekarang malah menjadi pria yang sama sekali tak banuak bicara dan protes . Entah mengapa aku sedih dengan perubahan itu . 

Bukankag aku harus senang? Tapi entah memgapa hatiku mengatakan beda , aku sedih , aku kesal , bukan karna dia . Tapi terlebih pada diriku sendiri yang telah membuatnya seperti itu , jujur aku mulai sadar , selama ini ketegaranku , keSOK beranian ku di tinggal olehnya bagaikan menjadi bunerang bagiku . Kini aku ketakutan jika priaku akan perlahan pergi dengan semakin perlahannya perubahan yang sama sekali bukan seperti pria yang ku kenal .

Sayang , maaf jika di setiap pertengkaran kita . Aku selalu egois dengan menyebutkan kata pisah . Padahal kau takut demgan kata itu . Sayang , maaf di kala kita bertengkar aku tak dapat berpikirnpanjang sehingga dengan bodohnya aku mengucapkan ingin melepasmu . 
Sayang, jujur sekarang aku takut jika suatu saat kau akan mengabaikanku , lalu perlahan-lahan bertemu dengan wanita yang jauh mengenalmu ketimbang aku . Sayang jujur aku mulai ketakutan saat kau akan berubah lebih jauh sehingga aku sama sekali tak mengenalmu . Sayang apakah ketakutan ku ini wajar(?) 

Kamis, 27 Agustus 2015

Last kiss

Diposting oleh Unknown di 23.24 0 komentar
Cuaca malam ini entah mengapa semakin dingin. Salju yang perlahan-lahan jatuh semakin lama semakin banyak dan memaksakanku untuk lebih mengeratkan jaket tebal yang ku gunakan . Langkah kakiku pun mulai ku percepat agar aku bisa sampai dengan cepat di rumah. Malam makin larut dan aku masih terus berjalan di pinggiran kota new york yang tak pernah sepi . Kota yang besar dengan penduduk yang tidak pernah mengenal waktu untuk istirahat . 

Aku membelok ke arah gang kecil dekat caffe yang masih buka bahkan terlihat sangat ramai sekali , padahal waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam . Gang sempit itu kini menuju sebuah taman yang sepi . Mungkin tempat ini yang paling sepi dari setiap tempat di kota ini . 

Bangku taman yang kini mulai diselimuti salju yang sangat lebat itu dulu memiliki banyak kisah . Terlebih lagi bangku itulah yang menjadi saksi bisu perpisahan tragis kita . Perpisahan di bulan desember . Perpisahan yang sama sekali tak pernah ku harapkan tapi mugkin sudah sangat kau inginkan sejak lama . 

Aku diam di depan bangku taman yang sudah  sepenuhnya tertutup salju dengan tebal. Tanpa terasa air mata sialan ini kembali keluar , setelah dua tahun aku berusaha melupaknnya . Setelah kenangan pahit itu perlahan-lahan ingin ku buang . Tapi di bulan yang sama saat kisah itu terjadi . Kini aku melakukannya lagi . Mengembalikan kisah pahit yang kau ukir . 

Perbedaan pendapat antara kau dan aku . Perbedaan ke yakinan antara kita . Dan beberapa perdebatan lain yang selama ini menjadi pemicu pertengkaran kita . Dan dengan sikapmu yang selalu mengalah , dan selalu mengerti dengan kelakuanku yang sering kali membuatmu harus menahan sakit hati. Menahan agar aku tidak marah dan terluka . Semua ini salahku. Karena sikapku yang tak pernah mengerti akan kemauanmu , sikapku yang terlalu menyakitimu . Dan pada akhirnya kau berada di titik jenuhmu dan memutuskan untuk meninggalkanku . Meninggalkan aku ketika rasa sayangku padamu mulai membesar dan tidak ingin lepas darimu . 

Tapi kini terlambat. Kau pergi. Dengan ciuman terakhir di bulan desember di bawah salju yang dingin dan diantara derasnya airmataku yang jatuh . Aku dengan erat menggenggam tanganmu tapi katamu aku terlambat . Dengan hati yang hancur aku harus melihatmu melepaskan genggamanku . Dan perlahan lahan kau pergi meninggalkan luka yang dalam bagiku. Pria yang ku abaikan kasih sayangnya kini telah pergi untuk selama-lamanya . Mencari pengganti ku . Wanita yang lebih mengerti kamu dan mau menghargai semua pengorbananmu . Wanita yang selalu membahagiakan dirimu tidak seperti ku yang hanya bisa membuatmu terluka . 

Ku tatap punggung tegapmu perlahan-lahan mulai hilang di kegelapan bulan desember yang dingin. Priaku kini telah pergi . Meninggalkan sebuah ciuman mesra untuk terakhir kalinya . 

Sabtu, 22 Agustus 2015

Hai , pria pencemburu-ku .

Diposting oleh Unknown di 09.45 0 komentar
Entah berapa kali kita seperti ini . Entah berapa kali pertengkaran yang selalu saja ada . Entah apa dan bagaimana awalnya hingga itu terjadi dan terus berulang.  hingga rasa lelah untuk ku menghadapi semuanya . Karena kamu yang membuatku bertahan , kasihmu yang mengajarkan aku bagaimana akhirnya aku bisa menyayangimu dengan tulus . 

Entah harus apa dan bagaimana lagi , harus ku buktikan padamu bahwa aku hanya menyayangimu . Harus apa dan bagaimana lagi , harus ku tunjukan padamu agar kau mau percaya padaku , rasaku ini hanya untukmu . Pria pencemburu . 

Pria yang masuk dalam hidupku saat aku ada di batas mengiklaskan masalaluku yang dulu pernah menyayangi orang lain . Pria yang selalu sabar menungguku untuk benar-benar melihatnya . Hanya melihatnya . Pria yang selalu membuatku menitikan air mataku karena pertengkaran . Pria yang selalu membuatku menitikan air mataku karena selalu menganggap diriku wanita jahat yang menghancurkan hati pria yang baik sepertimu .. 

Hai pria pencemburu , apakah kau masih tak bisa percaya bahwa hanya dirimu sekarang yang ada di relung jiwaku? Apakah kau masih tak bisa percaya bahwa hanya dirimu yang sekarang ingin ku pertahankan? Apakah kau masih tak percaya tiap ribu bulir air mataku jatuh hanya untuk mu ? Pria yang selalu membuatku kawathir . Pria yang selalu membuatku harus benar-benar menjaga sikapku kepada pria lain walaupun itu sahabatku atau bahkan sahabatmu sendiri sayang. 

Hai pria pencemburu , apakah kau masih tidak yakin dengan ku? Apakah kau masih meragukan ku? Apakah kau masih tidak mampu percaya padaku ? Sehingga kau melarangku untuk hanya sekedar bersosialisasi kepada pria lain selain kamu ? 

Sayang . Jangan pernah meragukan aku . Karena keraguanmu itu aku hanya takut rasa cepat bosanku akan datang dan itu akan membuat hubungan kita akan bertahan di akhir yang selama ini kita sama-sama takutkan . 
Sayang . Yang perlu kau tau , walaupun ribuan pria yang ku kenal mendekati ku . Aku berjanji takan ada yang bisa menggantikanmu . Asalkan kau mau berusaha untuk percaya padaku . Asalkan kau mau memberikanku sedikit kepercayaanmu itu . Pria pencemburuku . 

Aku tau mungkin saat kau membaca tulisanku , kau sedikit marah atau bahkan sedih karena telah menyinggung mu dengan sebutan pria pencemburu . Tapi hanya dengan tulisan ini aku harap kau bisa mengerti dan sadar akan ketakutan mu yang menganggapku sebagai wanita yang mudah bosan dan wanita jahat yang suatu hari nanti akan pergi meninggalkan mu sayang . 

Sayang . Jika saja kau sadar . Betapa seriusnya aku menyayangimu walau tak pernah sanggup untuk ku ucapkan . 
Sayang . Jika saja kau lebih peka dengan apa yang ku berikan padamu pengganti kata sayangku yang sulit untuk ku ucapkan karena masih terlalu tabu bagiku wanita yang sudah lama tak pernah mengatakan itu langsung .
Sayang . Jika seandainya kau bisa melihat keseriusanku . Apakah kau masih ragu denganku ? 

Aku tak ingin menuliskan bagaimana dan apa yang telah ku lakukan untuk membuatmu sadar tentang perasaanku padamu . Biarkan hanya tuhan dan aku saja yang akan menjadi saksi bagaimana dan apa yang ku lakukan selama ini . Dan seandainya kau telah menyadarinya . Maukah kau mencoba untuk mempercayaiku , wahai pria pencemburu (?) 



Untukmu;
Priaku

Selasa, 18 Agustus 2015

Yang kau abaikan

Diposting oleh Unknown di 14.56 0 komentar
Kalau kamu tau , apa yang harus kamu lakuin . Kenapa mesti nanya pendapatku? Kalau kamu yakin sama apa yang terbaik buat kamu , kenapa mesti kamu harus meminta pendapatku? Pendapatku bahkan tak pernah kau pedulikan . Kau selalu saja mengabaikannya . Padahal kau selalu menanyakan hal yang akan kau abaikan lagi . 

Kamu selalu membuat janji yang pada akhirnya kamu ingkari . Kamu selalu membuat sesuatu ucapan yang membuatku kadang tak tau mesti percaya atau tidak . Kamu selalu membuatku berpikir apakah km jujur atau tidak . Aku tak ingin banyak bertanya soal apakah itu jujur atau hanya bualan semata . Aku hanya tak ingin kau pergi . 

Tapi aku lelah .. Kamu selalu bertanya apakah kamu boleh melakukan ini , atau melakukan itu . Saat aku mengatakan tidak (?) apakah kau akan menurutinya(?) apakah kamu pernah menepati janji yang kau buat lebih dari sehari (?) 

Apakah aku boleh memintamu untuk berhenti melakukan itu saat di depanku(?) apakah aku boleh melarangmu melakukan sesuatu yang kau sukai tapi sangat berbahaya untukmu(?) aku takut .. Aku seperti tak memiliki hak untuk meminta kamu berhenti melakukan hal yang kau sukai walaupun itu membahayakanmu . Aku tak memiliki hak untuk melakukan itu . Aku memang tak berhak untuk mengaturmu , walaupun aku hanya ingin membuatmu lebih baik . Tapi sayang .. Aku tak bisa . Bukan karna aku tak ingin tapi kamu yang tak mau mendengarkan apa kataku . Kamu yang tak mau peduli dengan apa yang aku ucapkan . Kamu yang mengabaikan laranganku . Berunglang kali kau mengucapkan janji untuk tak melakukan itu tetap saja . Keesokannya kau mengulanginya lagi . Dan ini terus berlanjut , entah sampai kapan dan siapa yang akan berhasil membuatmu untuk berhenti bersikap seperti ini ... 

Pernah kah kau berpikir mengapa aku begitu cerewet dengan melarangmu ini dan itu (?) pernahkah kau berpikir kecerewetan ku ini karena aku kawatir dengan hal yang kau kakukan itu (?) apa aku salah (?) apa aku berlebihan (?) 

Jumat, 14 Agustus 2015

"Surat Cinta" repost line

Diposting oleh Unknown di 19.14 1 komentar
Suami saya adalah seorang yang sederhana, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di perasaan saya, ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.
Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.
Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.
Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.
Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.
“Mengapa?”, tanya suami saya dengan terkejut.
“Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan,” jawab saya.
Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?
Dan akhirnya suami saya bertanya, “Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiran kamu?”
Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, “Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam perasaan saya, saya akan merubah pikiran saya:
“Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yg ada di tebing gunung. Kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan memetik bunga itu untuk saya?”
Dia termenung dan akhirnya berkata, “Saya akan memberikan jawabannya besok.”
Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya.
Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ……
“Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya.”
Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.
“Kamu selalu pegal-pegal pada waktu ‘teman baik kamu’ datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal.”
“Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi ‘aneh’. Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur kamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami.”
“Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlalu dekat membaca buku, dan itu tidak baik untuk kesehatan mata kamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu.”
“Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbing kamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajah kamu.”
“Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indah yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air mata kamu mengalir.
“Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu. Untuk itu Sayang, jika semua yang telah diberikan tangan saya, kaki saya, mata saya tidak cukup buat kamu, saya tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu.”
Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya.
“Dan sekarang, Sayang, kamu telah selesai membaca jawaban saya.
Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu.”
“Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini, Sayang, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu. Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia.”
Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya.
Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya.
Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita, karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.
Karena cinta tidak selalu harus berwujud “bunga”.
 

elmi Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea