Masih adakah celah di hatimu , yang masih bisa tuk ku singgahi "cobalah aku , kapan-pun kau mau" - so7 itu aku
Lagu ini terus menggema , menghiasi sudut kamarku . Malam semakin larut , tapi mataku seakan-akan enggan untuk terlelap .
Pikiranku , masih tetap melayang pada kejadian tadi siang . Seakan-akan kejadian tadi terus saja mengingatkan ku bahwa , aku harus berhenti untuk menganggumi-mu .
Siang tadi , saat dengan jelas kau ucapkan kata " kalau kamu yang nitip pesan baru aku mau " tepat di hadapanku . Kau dengan jelas mengatakan itu . Bukan untuk ku . Melainkan untuk wanita lain . Lebih tepatnya untuk temanku , yang memang terkenal cantik .
Dengan berusaha menahan tangisku , aku berusaha untuk tetap kuat dan dengan berusaha mencari alasan agaf aku bisa secepatnya lari dari hadapanmu . Dan dengan alasan hape ku ketinggalan akh segera berlari menjauhimu . Enggan untuk mendengar kelanjutan cerita yang akan kau sampaikan untuknya .
Beberapa detik berikutnya . Semua teman-temanku menghampiriku . Semua yang tau kalau aku suka kamupun bertanya . Apakah aku baik-baik saja dan apakah aku mendengar apa yang kau ucapkan tadi ? Dan mereka terkejut gang melihatku menangis dengan bodohnya .
Ya . Aku mendengar jelas setiap kata yang terucap dari bibirmu . Aku mendengar jelas setiap barisan yang kau ucapkan untuk wanita lain .
Aku tidak membenci wanita yang kau puji itu . Melainkan aku membenci diriku . Membenci kebodohanku yang terlalu pecundang untuk bisa menyampaikan salam untukmu . Seharusnya aku yang kau puji tadi . Harusnya namakulah yang keluar dari bibirmu itu . Tapi apa ?
Aku berusaha untuk tegar dan tenang . Menyeka air mata yang dikit demi sedikit jatuh dengan ringan di pelipisku . Begitu mendengar teman-temanku datang menghampiriku membuatku tertawa . Menertawai kebodohanku . Dan berakirlah tangisan ku untukmu yang telah berganti dengan tawa bodoh yang menertawakan kebodohanku . Menertawakan kebodohanku yang telah menangis karena kesalahan yang ku buat .
kesalahan yang sampai sekarang masih menjadi penghalang antara kau dan aku .
Kepengecutanku yang membuat kau dan aku sampai sekarang belum bisa menjadi "kita" . Dan kepengecutanku inilah yang akhirnya membuatku harus mendengar dan menyaksikan sendiri bagaimana kau memuji wanita lain di hadapanku ...
Untukmu ;
Nca(ce)
0 komentar:
Posting Komentar